MAKALAH
Ilmu budaya dasar
Diajukan
untuk memenuhi salah satu mata kuliah softskill Ilmu Budaya Dasar
oleh :
Argie
Wiranata 11214526
KELAS
1EA33
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS
EKONOMI MANAJEMENT S1
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim
Puji
dan syukur terhadap kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kemudahan sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ILMU BUDAYA DASAR
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini saya buat dalam
rangka untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah yang meliputi
nilai tugas, nilai individu dan nilai keaktifan.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MANUSIA dan KEINDAHAN, MANUSIA dan PENDERITAAN, dan
MANUSIA dan KEADILAN.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya selaku penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.
Begitu pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, penyusun mohon maaf atas segala kekurangannya dan penyusun juga
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
BEKASI,
16 NOVEMBER 2014
Argie Wiranata
112-14-526
DAFTAR
ISI
COVER ..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB V
MANUSIA DAN KEINDAHAN............................................................................
5.1 Manusia......................................................................................................................
5.2 Keindahan..................................................................................................................
5.3 Hubungan Manusia
dan Keindahan...........................................................................
5.4 Nilai Estetik................................................................................................................
5.5 Teori-teori
Renungan..................................................................................................
5.6 Renungan...................................................................................................................
5.7 Keserasian..................................................................................................................
5.8 Sebab Manusia
Menciptakan Keindahan...................................................................
BAB VI MANUSIA DAN PENDERITAAN......................................................................
6.1 Pengertian
Penderitaan...............................................................................................
6.2 Siksaan.......................................................................................................................
6.3 Kekalutan Mental.......................................................................................................
6.4 Penderitaan dan
Perjuangan.......................................................................................
6.5 Penderitaan,
Media Masa, dan Seniman....................................................................
6.6 Penderitaan dan
Sebab-sebabnya...............................................................................
6.7 Pengaruh
Penderitaan.................................................................................................
BAB VII
MANUSIA DAN KEADILAN............................................................................
7.1 Pengertian
Keadilan...................................................................................................
7.2 Keadilan Sosial...........................................................................................................
7.3 Berbagai
Macam-macam Keadilan.............................................................................
7.4 Kejujuran....................................................................................................................
7.5 Kecurangan................................................................................................................
7.6 Perhitungan (
HISAB) dan Pembalasan.....................................................................
7.7 Pemulihan Nama
Baik................................................................................................
7.8 Pembalasan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
BAB
V
Manusia
dan Keindahan
5.1
Manusia
Manusia adalah makhluk
ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya,
karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan
dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan
kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif)
buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
5.2
Keindahan
Kata keindahan berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda
yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Ada banyak batasan yang
diberikan pada kita, yang sampai sekarang belum ada kata sepakat tentang
definisi keindahan yang obyektif. Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat
digolongkan pada 2 kelompok, yaitu:
a) Definisi-definisi yang bertumpu pada
obyek (keindahan yang obyektif )
b) Definisi-definisi yang bertumpu pada
subyek (keindahan yang subyektif).
Atas berdasarkan kedua
pokok penilaian itu, keindahan dapat ditinjau dan makna yang obyektif dan segi
yang subyektif.
Yang disebut keindahan
obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya yang dapat dilihat,
diraba, dan dirasakan dan benar-benar nyata keberadaannya, yang diharuskan
menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahan subyektif,
adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang tidak dapat
dilihat, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan dengan cara menghayatinya
dalam hati, contoh dari keindahan ini adalah sikap yang ditimbulkan oleh
seseorang. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
rasa senang, suka, dan menambah penilaian yang tinggi terhadap sesuatu yang
dilihat dan dirasa pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan
terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut Hebert Read :
Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang formal
daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity of
format relation among our sence perceptions). Atau keindahan itu merangsang
timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu
kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan keindahan yang
dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan yang paling mendekati
kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam, batasan Hebert Read itu
terlalu ditentukan dari sisi subyek dan dianggap sebagai perpaduan unsur-unsur
pengamatan. Jadi batasan Hebert Read itu sifatnya terlalu sensual (jasmaniah),
kurang ditinjau dan segi obyek yang diamati yang memiliki keindahan itu.
Keindahan itu tidak hanya merupakan perpaduan dan pengamatan panca indera
semata-mata, tetapi lebih daripada visual melulu, dan dapat menjadi lebih dalam
lagi, apabila merupakan perpaduan pengamatan batiniah yang dilakukan oleh
seseorang. Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan
penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan spiritual.
Berdasarkan pandangan
tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang bermacam-macam,
sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa
diantaranya adalah:
1. Menurut Leo Tolstoy (Rusia)
Dalam bahasa Rusia
terdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya that
wich pleases the sigh atau suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi
yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk
musik. Bagi bangsa Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo
Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang
mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
2. Menurut Alexander Baurngarten (Jerman)
Keindahan itu dipandang
sebagai keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian,
yang bagian-bagian itu erat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan
keselunuhan. (Beauty is on of parts in their manual relations and in their
relations to the whole).
3. Menurut Sulzer
Yang indah itu hanyalah
yang baik. Jika belum haik, ciptaan itu belum indah. Keindahan hartis dapat
memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak
dapat digunakan untuk memupuk moral.
4. Menurut Winchelman
Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada
kebaikan.
5. Menurut Shaftesbury (Jerman)
Yang indah itu adalah
yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu
nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Yang indah adalah
yang nyata dan yang nyata adalah yang baik.
6. Menurut Humo (Inggris)
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan
rasa senang.
7. Menurut Hemsterhuis (Belanda)
Yang indah adalah yang
paling banyak mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang
menyenangkan itu.
8. Menurut Emmanuel Kant
Meninjau keindahan dan
2 segi. Pertama dan segi arti yang subyektif dan kedua dan segi arti yang
obyektif.
a.
Subyektif: Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut
paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si
penghayat.
b.
Obyektif: Keserasian dan suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh
obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.
9. Menurut at – Ghazzali
Keindahan sesuatu benda
terletak di dalam perwujudan dan kesempurnaan, yang dapat dikenali kembali dan
sesuai dengan sifat bcnda itu. Bagi setiap benda tentu ada perfeksi yang karakteristik,
yang berlawanan dengan itu dapat dalam keadaan-keadaan tertentu menggantikan
perfeksi karakteristik dari benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin
terdapat di dalam sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang
bernilai paling tinggi, apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu
mempunyai nilai keindahan sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat
di dalamnya.
Misalnya sebuah
karangan (tulisan) yang paling indah ialah yang mempunyai semua sifat- sifat
perfeksi yang khas bagi karangan (tulisan), seperti keharmonisan huruf-huruf,
hubungan arti yang tepat satu sama lainnya, pelanjutan dan spasi yang tepat dan
susunan yang mcnyenangkan.
Di samping lima rasa
(alat) untuk mengemukakan keindahan di atas, Al Ghazzali juga menambahkan rasa
keenam, yang disebutnya dengan “ruh”, yang disebut juga sebagai “spirit”,
“jantung “pemikiran”, “cahaya”. Yang dapat merasakan keindahan dalam dunia yang
lebih dalam (inner world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama.
Dari batasan tersebut
di atas, keindahan sebagai pengertian mempunyai arti yang relatif berdasarkan
subyeknya atau berdasarkan selera masing-masing orang yang mengamatinya. Oleh
karena keindahan itu relatif, maka sebaiknya dalam meninjau seni tidak
sangkutnya dengan keindahan.
Pengertian keindahan menurut luasnya ada tiga,
yaitu:
·
keindahan dalam arti yang luas
·
keindahan dalam arti estetis murni
·
keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti
yang luas; Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.
Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang
disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada
karya pahat dan arsitektur ) dan hannonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual.
1
Keindahan seni
adalah keindahan yang
tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni.Seni sering sekali menjadi
penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya.Seseorang
paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
2
Keindahan alam
adalah keindahan yang
sudah ada di alam sekitar kita.Keindahan yang ada bisa dinikmati oleh penglihatan
kita.
3
Keindahan moral
adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku dan
perilaku kita sehari-hari.
4
Keindahan intelektual
adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu
pengetahuan.
5.3
Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan
memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari
keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni
suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu
kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya
tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan
kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati
keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada
dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia
identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya
tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang
yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan
suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah
diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang
menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang
saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan
mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan
benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri
yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan
dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu
pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan
hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu
saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi
manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan
keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata
nilai yang telah usang
2)
Kemerosotan Zaman
3)
Penderitaan Manusia
4)
Keagungan Tuhan
5.4
NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya
nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang
filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak
yang berarti kebethargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of
sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih
terinci lagi sebagai berikut :
“The
believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any
abject which causes it to be on interest to an individual or a group”. (
kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu
keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai
sub yektif dan obyektif, Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya uisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun
demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik .
5.5
TEORI-TEORI RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah aktifitas berfikir
mendalam (deep thinkings) yang sungguh berbeda dengan termenung. termenung
adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia
kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control. Biasanya manusia
akan merenung apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori
antara lain :
1. teori
pengungkapan
Dalil dari teori ini
ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh
teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce
(1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
“aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan
bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari
kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal
individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian
pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images
wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni
dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis
seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
2. teori
metafisik
Teori semi yang
bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari
Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan
suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato
yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita
Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia
hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
3. teori
psikologis
Teori-teori metafisis
dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi
tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
5.6
Renungan
Renungan berasal dari
kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah
bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori
ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan)
expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan
intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya
adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam
diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara
dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga
orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang
bercotak metafisik merupakan salah satu
contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk
sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation
teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide
pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita
ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan)
dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam
abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya
seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang
dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 –
1903 ) menurut Schiller, asal seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam
diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap
kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni
sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
5.7
KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan
wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya.
Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu
dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada
dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu
hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara
pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among
our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu
keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
5.8
Sebab Manusia Meciptakan Keindahan
Keindahan itu pada
dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu
ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau
pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau
kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai
perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak
lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan
seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang
dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”.
Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan
derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih
dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan
tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan
tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat
bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan
alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan
mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan
itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
BAB
VI
Manusia
dan Penderitaan
6.1.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat
tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir
batin.Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan
“risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya,
tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna
agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada urnumnya
manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah
manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda
atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar
dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang
teIjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah
memberikannya.
Manusia sebagai mahluk
hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan, saling
berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan
rohani. pada jasmani dan rohani tersebut
dapat timbul sebuah penderitaan. Jasmani disebut juga sebagai tubuh, wadah,
jasad, materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur yang hidup pada diri
manusia. Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti jiwa,
badan halus, dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra
manusia tetapi menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi manusia.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
a) Melalui nasib buruk
merupakan Penderitaan yang dikarenakan umat manusia penderitaan yang menimpa
manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b) Serta penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan yaitu Penderitaan manusia
dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasipenderitaanitu
Contoh penderitaan yang mungkin sering kita lihat di
lingkungan kita.
-) Bencana : Trauma yang diakibatkan oleh bencana juga
sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu untuk seseorang
kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya seperti sedia
kala. Tidak ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah
SWT. Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta benda yang ada, bahkan dapat
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
-) Pemutusan hak
kerja : hal ini akan berdampak buruk
tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya. Bagi orang yang sudah
berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi
seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya.
-) Kehilangan orang tua
: Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan.
Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik,
dan selalu siap membantunya. Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu
hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna
kehilangan ini
-) Kemiskinan : Penderitaan dari kemiskinan. namun miskin
disini bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang
hidup seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu
lebih baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua
di atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di
buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan yang penting kumpul”.
6.2
Siksaan
-) Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau
sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi
suatu pemerintah. baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Sepanjang sejarah,
siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau
cuci otak politik. Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai
pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi
Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat
telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi
(penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata.
Penanda tangan UN
Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja
memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi
atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang
ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International
memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi
perjanjian-perjanjian tersebut.
-) Penjelasan Phobia
Ada perbedaan
"bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia.
Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia
biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang
berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara
di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang
sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan. Phobia adalah
rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa
dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian
orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya,
pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani
“phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat
(terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates.
Walaupun ada ratusan
macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari
3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for
Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:
a).
Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu)
seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
b).
Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi
pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
c).
Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya
di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah
-) 3 Siksaan bersifat psikis
d). Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu
yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar
ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
e. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan
oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu
disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
f. Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk
bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan
kalau sampai terulang lagi.
-) Penyebab seseorang merasa ketakutan
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan, antara lain :
1) Claustrophobia dan
Agoraphobia.
2) Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa
takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
3) Gamang merupakan
ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia
takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus
melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau
seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
4) Kegelapan merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya
setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang .
5) Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang
takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan
6) Kegagalan merupakan
dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi,
karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma
yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang
lagi.
6.3.
Kekalutan Mental
-) Pengertian Kekalutan Mental
Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi
tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau
kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di
sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau
teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat
semangat lagi dalam hidup.
Pengertian kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut.
-) Gejala-gejala dari seseorang yang mengalami
kekalutan mental
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
-) Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative,
yaitu mundur / lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang lain yang
tidak menderita kekalutan mental akan memecahkan solusi masalahnya, sehingga
tidak menekan perasaan. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi
melawan dan memecahkan persoalan
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
-) Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
Kekalutan mental yang
dapat di alami oleh seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada
disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam
orang itu sendiri maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan
sekitarnya, keduanya mengacu kepada konflik dan cara seseorang tersebut
menyelesaikan konflik atau masalahnya.
a) Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya
dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
b) Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya
norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat,
sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan
yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa
lalunya yang jaya.
c) Cara pematangan bathin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai
overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai
rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
-) Proses-proses kekalutan mental
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh
seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab
secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan
sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan
keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan
yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau
diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin
akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
a) agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat
emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya
hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan
orang sekitamya.
b) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis
sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
c) fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada
satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada
sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
d) proyeksi merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain,
kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
e) identifikasi ialah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang
bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan
dengan pengusaha kaya yang sukses.
f) narsisme adalah self love yang berlebihan,
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
g) autisme adalah gejala menutup diri secara total
dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, is puas dengan
fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan
seperti :
a) kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
b) anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam
mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya
kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering
mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang
teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
c) wanitapada umumnya lebih mudah merasakan suatu
masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih
lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme
(penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
d) orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian
ini mudah sekali mengalami penderitaan.
e) orang yang terlalu mengejar materi seperti
pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan
kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum
materialis dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang
pasrah pada saat-saat tertentu.
6.4.
Penderitaan dan Perjuangan
-) Hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia yang ada
di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang
ringan. Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu
semaksimal munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya
itulah ia berusdaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang
dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus
merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan
tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang
Maha Kuasa.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan
supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya
berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi
sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin
dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh
orang lain. Penderitaan bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau
penderitaan orang lain.
6.5.
Penderitaan, media masa dan seniman
Peran serta media masa
dan seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan
kepada masyarakat sehingga ikut merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang
terjadi di seluruh dunia merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk
membuat berita,kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara
seniman yang kemudian akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni.
Mensejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom,
reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan
sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti
bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet,
kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain
yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana
perang dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di
perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda
di Condet, meletusnya gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakat.
Dengan demikian
masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia
terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi
yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca,
penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang mati
akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.
6.6.
Penderitaan dan sebab-sebabnya
-) Sebab –
sebab munculnya penderitaan
:
Jika Diklasifikasikan
berdasarkan sebab – sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yang
pertama yaitu Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang
kedua Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia
Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan
sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia
supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki
nasibnya.
b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan
/ azab tuhan
Penderitaan manusia
dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia.
6.7.
Pengaruh Penderitaan
-) Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika
mengalami penderitaan
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang,
atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan
dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup.
Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga
memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia
sadar untuk tidak memalingkan dariNya
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi
bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
BAB
VII
Manusia
Dan Keadilan
7.1.
Pengertian keadilan
-) Pengertian
Pada intinya, keadilan
adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya Istilah keadilan berasal
dari kata adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata adil berarti tengah. Adil
pada hakikatnya bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya. Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu di
tengah-tengah, tidak memihak. Keadilan juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana setiap orang baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
memperoleh apa yang menjadi haknya, sehingga dapat melaksanakan kewajibannya.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang
dianggap salah satu fi lsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa
“Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana
halnya kebenaran pada sistem pemikiran”.
-) Makna Keadilan
Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal
darai kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak
berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :
Tidak berat
sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Memberikan
sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan
yang salah, jujur, tepat menurut aturan yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang
diperlakukan sesuai hak dan kewajibannya.
7.2.
Keadilan Sosial
-) Sila dalam pancasila yang ada hubungannya dengan
keadilan sosial (Sila ke -5)
Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
memiliki Lambang Padi dan kapas.
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai
luhur nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia
pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu
berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil (Sunarjo
Wreksosuharjo,2000:35).
-) Sila ke - 5 Wujud keadilan sosial yang diperinci
dalam perbuatan dan sikap
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu,
diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni:
Perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang
memerlukan
Sikap suka bekerja keras.
Sikap menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan k esejahteraan bersama.
-) Ada 8 Jalur pemerataan yang merupakan asas
keadilan sosial
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu
akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui
delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam
pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh
wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
7.3.
Berbagai macam-macam keadilan
-> Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Keadilan clan hukum merupakan substansi rohani
umum&masyarakat yang membuat dan menjaga kasatuannya.
-> Keadilan Distributif
Keadilan akan terlaksana bilaman hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama&hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
-> Keadilan Komutatif
Asas pertalian&ketertiban dalam masyarakat.
-> Keadilan Konvensional
Keadilan ini diberikan jika seorang warga negara
telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah diberikan.
-> Keadilan Perbaikan
keadilan yang diberikan jika seseorang telah
berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
7.4.
Kejujuran
-) Pengertian Kejujuran
Kejujuran / jujur maksudnya apa yang dikatakan
seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya
sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah
kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut
satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama
dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau
kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
-) Hakekat Kejujuran
Pada hakikatnya
kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak
ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat, kecuali kedustaan. Secara psikologis,
kejujuran akan mendatangkan ketenteraman jiwa. Sebaliknya, seseorang yang tidak
jujur pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.
Kedustaan dan
ketidakjujuran akan selalu meresahkan masya rakat, yang pada gilirannnya akan
meng ancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan pada
ketidakadilan, disebabkan orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak
keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja.
Menjadi pribadi yang
jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental karena setiap
penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan
suara hati nurani. Seperti contoh, para penyelenggara negara pada se tiap
aktivitas dalam rangka mela yani masyarakat tentunya tidak menanggalkan prinsip
kejujuran.
7.5.
Kecurangan
-) Pengertian Kecurangan
Kecurangan identik
dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun
tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak
sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat
curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan
yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat,
paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan,
aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan
secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau
norma hukum. Dan, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak,
iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma
tersebut dan jadilah kecurangan.
Seiring dengan tekad
pemerintah untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi (TPK), maka ada
baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kecurangan. Tulisan ini
mencoba membahas mengenai kecurangan (fraud) terlebih dahulu. Pada edisi
ASEINews berikutnya, penulis akan menghubungkannya dengan TPK/KKN dan fraud
audit atau audit investigasi yang lagi sering dibahas orang berkaitan dengan
kasus KPU
-) Sebab - Sebab orang melakukan kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan.
Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek teknik.
Apabila keempat aspek
tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan
norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya
telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan
yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Lawan buruk sudah tentu
baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia
seakan-akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku,
karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya. Dalam hidup kita mempunyai semacam
kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan ada lawannya, pada tingkah laku
tertentu juga agak mudah menunjuk mana yana baik, kalau tidak baik tentu buruk.
7.6.
Perhitungan (HISAB) dan pembalasan
Perhitungan atau Hisab dan Pembalasan
Keadilan menurut
Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstream yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit. Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga
yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya
dikendalikan oleh akal. Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan
keadilan pada pemerintah. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilaman warga
negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik.Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah
pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Jadi, Menurut pendapat
yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah
keadaan bila setiap oarang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
7.7.
Pemulihan Nama Baik
-) Pengertian tentang nama baik
Nama baik menjadi
tujuan orang hidup. Nama yang baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang
menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi
teladan bagi orang / tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang
tak ternilai harganya.
Ada pribahasa berbunyi
“Dari pada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik
mati dari pada malu. Betapa besar nilai baik itu sehingga nyawa menjadi
taruhannya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik adalah tingkah laku
atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatannya itu,
antara lain cara berbahasa, bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara
menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain
sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama
baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
a) Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk
moral
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus
dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral
tersebut.
-) Hakekat pemulihan nama baik
Pada hakekatnya,
pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa
apa yang diperbuatnya yidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan
ahlak. Ahlak berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari
akar kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan
perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sbg manusia. Untuk itu,
orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
7.8.
Pembalasan
-) Pengertian pembalasan
Pembalasan ialah suatu
reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan
mengadakan pembalasan.
-) Penyebab pembalasan
Pada dasarnya, manusia
adalah makhluk moral dan sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat
balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan
mennimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Daftar Pustaka
ujank. (2010). Manusia dan Keindahan.
[online].
Hadi. (2012). rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan.[online].
Sumber lain: